Pages

Jumat, 29 November 2013

Pembelajaran Bahasa Inggris SMP berdasarkan Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Inggris SMP berdasarkan Kurikulum 2013
Oleh: Amas Sutiana, S.Pd, M.M.Pd
NIP: 196908132001121002
Widyaisawara Muda LPMP Propinsi Jawa Barat

A. Pendahuluan
Hari ini Kurikulum 2013 di Lauching oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di kurang lebih 6000 sekolah di setiap kabupaten/kota dan  33 Propinsi se Indonesia. Setelah sebelumnya secara berkesinambungan melakukan pendidikan dan pelatihan Kurikulum 2013 bagi Narasumber, Instruktur Nasional, Guru Inti dan Guru Sasaran.
Inti dari kurikulum 2013, yaitu adanya review terhadap faktor internal berupa tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendiidk dan tenaga kependidikan, standar Isi, Standar proses, Standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif (pada tahun 2020 – 2035 SDM usia produktif sangat melimpah). Serta tantangan eksternal, yaitu tuntutan globalisasi yang memerlukan kompetensi masa depan seperti, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berfikit jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, memiliki kesiapan untuk bekerja, kemampuan untuk hidup di masyarakat yang mengglobal, dll. Pada masa itu manusia akan menghadapi kehidupan dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi, belum lagi dengan kecanggihan peralatan dan perangkat pekerjaan akan didominasi oleh peralatan dan kecanggihan alat bekerja seperti robot dan computer sehingga akan merubah pola dan tatanan kehidupan, sikap dan prilaku hidup manusianya. Sebagaimana yang dikatakan kemdikbud:2013, hal 83, bahwa kurikulum dikembangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang akan dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi; kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Lalu, bagaimana dengan pembelajaran Bahasa Inggris di jenjang SMP?
B. Pembahasan
     1. Pembelajaran Bahasa Inggris SMP berdasarkan Kurikulum 2013
Mengingat pemberlakuan kurikulum 2013 ini dilaksanakan secara bertahap, maka, untuk jenjang SMP pun di mulai dari kelas VII terlebih dahulu.
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris Kelas VII SMP/MTs
Sebagaimana yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, bahwa ada perubahan yang mendasar dari kurikulum 2013 ini, yaitu adanya Standar Kompetensi Lulusan (selanjutnya di tulis SKL) yang mengikat kepada semua mata pelajaran. Artinya, mata pelajaran yang ada di struktur kurikulum 2013 dalam pengembangannya harus mengacu kepada SKLtersebut. Sementara SKL sendiri dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik nanti di masa yang akan datang dengan mengutamakan kemampuan soft skills dan hard skills yang berimbang. Selanjutnya, Kompetensi Inti (KI) yang disusun akan mengikat kepada setiap Kompetensi Dasar yang ada.di setiap mata pelajaran.
Ada empat Kompetensi Inti dalam pembelajaran bahasa Inggris, dengan rincian:
1. KI-1 = Sikap religious, yaitu penanaman sikap yang berhubungan dengan keyakinan terhadap agama yang dianutnya.
“menanggapi dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”
Sementara Kompetensi Dasarnya:
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional.
2. KI-2 = Sikap Sosial, yaitu penanaman sikap yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat atau lingkungan dimana peserta didik berada sebagai masyarakat, warga Negara dan bangsanya.
“menghargai perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu, percaya diri, toleran, motivasi internal, pola hidup sehat, dan ramah lingkungan) dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”
Untuk KD nya :
2.1 menghargai perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman.
2.2. menghargai prilaku jujur, disiplin ….
2.3. menghargai prilaku tanggung jawab ….
3. KI-3 = kompetensi yang bersifat pengetahuan, hal – hal yang berhubungan dengan pengetahuan dan konten kebahasaannya.
“Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan keagamaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata”
Adapun KD nya, terdiri dari dari sebelas Kompetensi Dasar, diantaranya :
3.1. Memahami teks lisan berupa sapaan, pamitan, ucapan terima kasih, dan permintaan maaf serta responnya;
3.2. memahami fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks lisan dan tulis untuk perkenalan diri, dengan sangat pendek dan sederhana;
3.3. dst.
4. KI-4 = kompetensi yang bersifat keterampilan. Kemampuan melakukan sesuatu.
“Mencoba, mengolah, dan menyaji berbagai hal dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori”
Kompetensi dasar yang dikembangkan ada tiga belas KD, dengan rincian:
4.1. Menyusun teks lisan untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terima kasih, dan permintaan maaf, dengan unsure kebahasaan yang benar dan sesuai konteks;
4.2. menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon perkenalan diri dengan sangat pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks;
4.3. dst.
B. Penyebaran Wacana Bahasa Inggris Kelas VII SMP/MTs.
Penyebaran wacana yang akan menjadi konten materi kabahasaan, yaitu:
1). Wacana Interpersonal, ungkapan – ungkapan yang sifatnya pribadi yaitu Sapaan dan responnya, ungkapan pamitan dan responnya, ungkapan terima kasih dan responnya, ungkapan maaf dan responnya;
2). Wacana Transaksional: memberitahu dan menanyakan tentang fakta dan perasaan serta meminta dan menawarkan barang dan jasa;
3). Wacana Fungsional Khusus, seperti : label nama, List (daftar barang dalam satu kelompok), instruksi, tanda atau rambu, tanda peringatan, dan lagu;
4). Wacana Fungsional Umum, seperti nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal, dan tahun. Jati diri, Nama binatang, benda dan bangunan publik, sifat orang, binatang, dan benda. Tingkah laku/tindakan/fungsi dari orang/binatang/benda. Descriptive (orang, benda, dan binatang);
5). Topik Pembicaraan: terkait dengan diri dan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah dan sekolah.
C. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan Scientific, dengan runtutan kegiatan melalui proses: mengamati : peserta didik membaca/menonton/mendengarkan contoh – contoh teks yang sedang dipelajari dari berbagai sumber, langsung dan/atau rekaman dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsure kebahasaan, maupun format penyampaian/penulisannya;  mempertanyakan : dengan pertanyaan pengarah dari guru peserta didik mempertanyakan berbagai hal sesuai topik/materi pembelajaran, seperti fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks dll; bereksplorasi/bereksperimen : membaca/mendengar/menonton contoh-contoh lain  dari teks yang dipelajarinya; mengasosiasi/menganalisis : dalam kerja kelompok terbimbing peserta didik mempelajari teks untuk dapat menyebutkan fungsi sosial, ungkapan dan  struktur teks, unsur kebahasaan serta format penulisan dari jenis teks yang sedang dipelajari. Feedback dari guru dan teman setiap hasil kerja kelompok yang disampaikan. Terakhir, berkomunikasi : membaca, menyimak, mempresentasikan/memperagakan/mempublikasikan/berbicara/membacakan teks – teks yang dipelajarinya.
Mengingat, fakta di lapangan bahwa para pendidik lebih mengenal konsep dan praktek tentang “Model-Model Pembelajaran” maka ada beberapa model pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan sekaligus digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
     1. Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Pembelajaran berbasis proyek adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Adapun langkah – langkah kegiatan pembelajarannya akan digambarkan sebagai berikut:
1. Penentuan Pertanyaan;
2. Menyusun perencanaan proyek;
3. Menyusun jadual;
4. Monitoring;
5. Menguji hasil;
6. Evaluasi Pengalaman.
Penilaian Pembelajaran Proyek semestinya dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian pembelajaran proyek yaitu: Kemampuan Pengelolaan; Relevansi; Keaslian.
     2. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Langkah – langkah operasional dalam proses pembelajaran:
a. Konsep dasar: pemberian konsep dasar, petunjuk, referensi, atau kemampuan yang diperlukan dalam pembelajaran;
b. Pendefinisian Masalah: penyampaian scenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan ide dan pendapatnya;
c. Pembelajaran mandiri: pada tahapan ini, peserta didik mencari berbagai sumber, yang dapat memperjelas masalah yang sedang di investigasi;
d. Pertukaran pengetahuan: peserta didik berdiskusi untuk melakukan klarifikasi dan merumuskan solusi permasalahannya.
Penilaian: Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui Ujian Tengah Semester (UTS) Ujian Akhir Semester (UAS), dokumen, laporan. Penguasaan keterampilan dapat diukur melalui penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software maupun hardware ataupun kemampuan perancangan dan pengujian.
     3. Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya (bahan belajarnya) tetapi diharapkan peserta didik mampu melakukan pengorganisasian pembelajaran sendiri.
Adapun langkah – langkahnya:
     a. Persiapan
1). Menentukan tujuan pembelajaran;
2). Melakukan identifikasi karakteristik siswa;
3). Memilih materi pembelajaran;
4). Menentukan topik yang harus dipelajari;
5). Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
     b. Pelaksanaan
1). Stimulation : pemberian rangsangan, agar peserta didik memiliki keinginan untuk belajar;
2). Problem Statement: perumusan masalah yang akan di pelajari setelah sebelumnya mengidentifikasi masalah – masalah yang ada;
3). Pengumpulan data;
4). Pengolahan data;
5). Pembuktian/verifikasi data: pembuktian hipotesis dengan data hasil yang ada;
6). Generalisasi: penarikan kesimpulan sehingga bisa menemukan prinsip – prinsip yang mendasari generalisasi.
D. Proses Penilaian
Penilaian dalam kurikulum 2013 akan menggunakan penilaian otentik (authentic assessment). Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. Jenis – jenis penilaian otentik:
1. Penilaian kinerja
Penilaian yang difokuskan pada kemampuan aktivitas dan partisipasi peserta didik melalui unjuk kerja yang ditampilkannya. Ada beberapa cara yang berbeda dalam melakukan penilaian kinerja, diantaranya: daftar checklist; catatan anekdot, skala penilaian; dan memori atau ingatan.
2. Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek.
3. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja nyata peserta didik
4. Penilaian tertulis
Tertertulis adalah jenis pengukuran dan penilaian yang sangat lazim digunakan selama ini oleh guru. Mengingat tes tertulis itu tidak terlalu sulit dalam melaksanakannya, terutama saat pemeriksaan hasil tes itu sendiri. Tes tertulis adalah jenis tes yang menyuplai atau memilih jawaban yang berdasarkan pertanyaan dan atau pernyataan.
     2. Implikasi dalam Pembelajaran di Kelas
Diperlukan kesiapan guru Bahasa Inggris dalam implementasi di sekolah. Namun intinya, pendidik mampu berkreasi dan kreatif dalam mempersiapkan/perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, sampai pada program tindak lanjutnya.
Pembelajaran Bahasa Inggris SMP berdasarkan kurikulum 2013 pada dasarnya tidak terlalu mengalami perubahan secara signifikan. Selain secara konten materi masih menggunakan pendekatan text types (Genre Based Approach) dengan wacana yang menjadi fokus pembelajaran, melalui pemahaman fungsi sosial, struktur teks dengan unsur - unsur kebahasaannya berdasarkan tingkat kesulitan yang sederhana hingga kompleks. Hal yang memudahkan bagi para pendidik, mengingat mereka sudah memahami pendekatan pembelajaran kontekstual maupun pembelajaran kooperatif yang sama – sama mengembangkan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang mendekatkan peserta didik dengan dunia nyatanya. Selain itupun pembelajaran kedua pendekatan tersebut menekankan pada teori belajar konstuktivisme yang mengajak dan menuntun peserta didik untuk berfikir HOT ( High Order Thingking ) skills.
 
C. Penutup
“Tak ada yang sempurna”, itu adalah ungkapan terakhir dari sebuah pengembangan kurikulum. Artinya, selama kita hidup tentunya akan selalu berupaya mencari dan memperbaiki diri, begitu juga “kurikulum”. Intinya, mau memperbaiki dan melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Penerapan kurikulum di tingkat satuan pendidikan akan tergantung kepada pelaksana di lapangan, baik itu pendidik, kepala sekolah, maupun pengawas satuan pendidikan dan atau pengawas mata pelajaran. Yang tidak kalah pentingnya juga dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota  dan pemangku jabatan lainnya yang terkait dengan kebijakan masalah pendidikan, karena ketika semua unsur yang terlibat tidak mampu melakukan komitmen dan konsisten dalam pelaksanaannya, lagi – lagi kurikulum 2013 ini hanya akan kembali sebagai dokumen semata. Semoga!

Sumber Bacaan :
  1. Kemdikbud Republik Indonesia (2013) Materi Pelatihan Guru. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Depdikbud
  2. Kemdikbud Republik Indonesia (2013) Bahasa Inggris. When English Rings Bell. Buku Guru Kelas VII SMP/MTs.. Jakarta: Depdikbud
  3. Kemdikbud Republik Indonesia (2013) Bahasa Inggris. When English Rings Bell. Buku Siswa Kelas VII SMP/MTs.. Jakarta: Depdikbud
  4. Peraturan Mendikbud terkait kurikulum 2013.

0 komentar:

Posting Komentar